Friday, 31 October 2014

Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

 

Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

 
Sejarah sumpah pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tonggak awal perjuangan kemerdekaan negara kita pada masa penjajahan. Pada sejarah pergerakan bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan, kedudukan sumpah pemuda memberikan arti penting terhadap perjalanan pada perjuangan meraih kemerdekaan.
Pada peristiwa sejarah sumpah pemuda tersebut berisikan pengakuan dari pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Seperti sejarah pancasila, sampai saat ini peristiwa tersebut terus diperingati di setiap tanggal 28 Oktober sebagai hari sumpah pemuda.

Sejarah Sumpah Pemuda

Pada peristiwa sumpah pemuda tersebut sebenarnya merupakan hasil dari perkumpulan pada Kongres pemuda II yang menjadi cikal bakal peristiwa sumpah pemuda tersebut. Pada kongres pemuda yang dilakukan oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang dilakukan oleh anggota pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Pada kongres tersebut dihadiri dari berbagai wakil para organisasi kepemudaan yaitu :
  • Jong Java
  • Jong Batak
  • Jong Celebes
  • Jong Sumatranen Bond
  • Jong Islamieten Bond
  • Jong Ambon
Kemudian juga dihadiri oleh perkumpulan para pemuda Tiong Hoa seperti wee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie. Atas gagasan perkumpulan pemuda tersebut, dilaksanakan menjadi 3 bagian yang berbeda dari setiap bagian dalam 3 kali rapat.
Rapat pertama
Hari Sabtu tanggal 27 Oktober 1928 dilakukan sambutan oleh, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito yang isinya memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda perkumpulan. Acara kemudian dilanjutkan dengan Moehammad Yamin mengenai arti dan memiliki hubungan terhadap persatuan para pemuda. Dalam kongres tersebut disebutkan, ada 5 faktor untuk memperkuat persatuan Indonesia yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua
Minggu 28 Oktober 1928, memberikan bahasan terhadap masalah pendidikan. Pada pembicara tersebut, mengemukakan bahwa pemuda harus mendapat pendidikan kebangsaan, keseimbangan dan antara pendidikan sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Rapat ketiga (penutup)
Pada rapat terakhir kongres, Sunario memberikan penjelasan nasionalisme dan demokrasi yang sangat penting. Selain gerakan kepanduan. Kemudian Ramelan memberi penjelasan terhadap gerakan kepanduan yang tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan yang dilakukan sejak dini, untuk pendidikan anak-anak disiplin dan mandiri dan hal yang dibutuhkan dalam perjuangan kemerdekaan.

Sejarah Sumpah Pemuda

Para peserta Kongres Pemuda II ini yang berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang lahir pada waktu itu, melakukan ikrar sumpah pemuda yang kemudian menjadi sejarah sumpah pemuda yang dilakukan pada sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat. Beberapa pemuda yang mengikrarkan sumpah pemuda yaitu :
  • Sugondo Djojopuspit
  • Poernomowoelan
  • Sarmidi Mangoensarkoro
  • Moehammad Yamin
  • Sunario
Bangunan tempat sumpah pemuda diselenggarakan ini merupakan sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong, kemudian dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan dilakukan peresmian oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Berbeda dengan sejarah monas yang diresmikan oleh presiden Soekarno, gedung ini baru diresmikan oleh pada masa pemerintahan Soeharto dan merupakan saksi bisu perjalanan sejarah Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.

No comments:

Post a Comment