Taubat dan Roja’
TAUBAT
Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk bertaubat agar mereka beruntung. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat An-Nur ayat 31 yang
artinya “ Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung”. (Q.S. An Nur (24) : 31) dalam ayat
lain dikatakan (Q.S. Al Baqarah (2) : 222) yang artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang mensucikan diri.” (Q.S. Al Baqarah (2) : 222).
Arti Taubat
Menurut bahasa, arti taubat adalah kembali.
Maksudnya, kembali dari segala yang tercela menurut agama Islam ,
menuju semua hal yang terpuji. Taubat apabila dibahasakan secara ringkas
adalah meninggalkan atau menyesali dosa dan berjanji tidak
mengulanginya lagi. (penyesalan atas semua perbuatan tercela yang pernah
dilakukan).
Untuk
membersihkan hati dari dosa yang pernah dilakukannya, manusia
diperintahkan untuk bertaubat. Tobat merupakan media untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Allah SWT memerintahkan dalam hal taubat ini
berupa taubat yang semurni-murninya sebagaimana firman-Nya dalam suart
At Tahrim (66) ayat 8 yang artinya: “ Hai orang-orang yang
beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.”
(Q.S. At Tahrim (66) : 8).
Nabi Muhammad SAW, meskipun telah dijamin atau terpelihara dari segala dosa (maksum), tetap bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT. Berbicara masalah taubat, ternyata berkaitan erat dengan istighfar yaitu
memohon ampun dari semua dosa kepada Allah SWT dengan menundukkan hati,
jiwa dan pikiran. Istighfar tidak hanya melisankan dengan
“astghfirullahal “adzim”, tetapi harus disertai dengan keseriusan dan
harapan untuk memperoleh ampunan Allah SWT. (pelajari Qur’an surat Al
Baqarah (2) ayat 286 dan Surat At Tahrim (66) ayat 8).
Tahapan Taubat
Dalam
bertaubat, ada tiga tahapan, tahap pertama yaitu berpaling dari dosa
karena takut kepada Allah SWT. Tahapan seperti ini merupakan tahapan
orang mukmin biasa. Kedua yaitu inabat, yaitu taubat karena ingin
mendapat balasan atau pahala dari Allah SWT, Inabat merupakan tahapan
para wali dan yang diridhai Allah SWT. Ketiga yaitu aubat, aubat adalah
taubat karena mematuhi perintah allah SWT, bukan karena menginginkan
pahala atau takut kepada Allah SWT. Aubat merupakan tahapan para nabi
dan rasul.
Syarat Keberhasilan Taubat
Taubat
dinilai sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang
telah ditentukan oleh Allah SWT. Kalangan ahli sunah mengemukakan bahwa
keberhasilan taubat tergantung pada tiga syarat:
- Menyesal atas pelanggaran yang dilakukan
- Meninggalkan pelanggaran yang dilakukan dengan segera
- Memutuskan untuk tidak kembali kepada maksiat
Setelah ketiga syarat
tersebut dipenuhi, diiringi atau diikutinya dengan perbuatan yang baik.
Karena perbuatan baik akan menghapus keburukan. Sebagaimana Firman allah
SWT dalam surat Hud ayat 11 yang artinya: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (Q.S. Hud (11) : 114)
ROJA’
Raja’
berarti harapan. Maksudnya adalah mengharap ridha Allah SWT. Raja’
termasuk akhlak yang terpuji yaitu suatu akhlak yang dapat berguna untuk
mempertebal iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Sebagai
muslim dan muslimah tentunya mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Supaya harapan tersebut dapat tercapai maka harus menjalankan perintah
Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.dan tidak lupa untuk
berdo’a. Dalam surat Al Mukmin (40) ayat 60 dikatakan: Artinya: “Dan
Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu” (Q.S. Al Mukmin (40) : 60).
Seorang yang beriman kepada Allah SWT tentunya
memiliki sifat raja’. Dengan sifat raja’ tersebut maka akan tercermin
suatu sikap yang khusnudzon, berhaluan maju, dan berpikir yang islami.
Khusnudzon
adalah sifat yang terpuji yaitu sifat yang menunjukkan prasangka yang
baik. Sifat kebalikannya adalah su’udzan yaitu suatu prasangka buruk.
Seseorang yang bersifat raja’ akan selalu berprasangka baik terhadap
Allah SWT, selalu optimis dalam hidup guna meningkatkan kualitas hidup,
berusaha sekuat tenaga untuk meraih yang diinginkan, masalah hasil diserahkan kepada Allah SWT
Berhaluan
maju artinya dalam hidup dan kehidupan seorang muslim selalu dinamis,
terus menerus dan sungguh-sungguh dalam meningkatkan dan
mengaktualkan kualitas diri. Kebalikan dari sifat berhaluan maju ialah
berhaluan mundur yaitu suatu sifat yang tercela dan menghambat dalam
kemajuan dan sangat merugikan. Seseorang yang berhaluan mundur tidak
kompetitif, sehingga yang ada adalah kemalasan yang menyebabkan tidak
berkualitas.
Berfikir
yang Islami adalah suatu sifat yang sehat dan terpuji, tajam dalam
analisa dan berusaha untuk menunjukkan kesalahan dan kekurangannya
sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah. Dengan berpikir yang islami maka
akan sangat terjauhkan dari hal-hal yang bersifat kasar, menyakitkan
hati, tempramen, mendengki dan bermusuh-musuhan.
Berpikir
yang Islami merupakan berpikir dalam rangka mencari ridho allah SWT,
sehingga dengan pemikiran tersebut dapat mengenali dirinya sendiri
dengan menyadari bahwa hidup ini tidak lain adalah untuk menyembah
kepada Allah SWT yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah Allah SWT
dan menjauhi segala larangan-Nya. (Baca surat Adzariyat ayat 56)
No comments:
Post a Comment